Dipanggil Jangan Menolak

Teringat masa kanak kanak, saat bermain dengan teman sungguh mengasyikkan melebihi apapun juga. Berjumpa dan bermain hingga waktu mandi, waktu makan, waktu belajar, terlewat begitu saja. Bermain dengan teman hingga ayah atau ibu datang mencari dan mema ksa untuk pulang. Bermain dengan girang hingga menangis terisak karena dipaksa pulang ke rumah. Itulah masa kanak kanak.

Masa kanak kanak bisa dibilang sebagai masa bermain. Kesadaran akan pentingnya membagi waktu untuk bermain, belajar, menolong orang tua , dan yang lainnya belum cukup matang. Kondisi yang demikian akhirnya membuat anak anak akan merasa begitu berat meninggalkan kegiatan yang be gitu disukai (misal: bermain).
Sebagai orang dewasa, tentu kesadaran itu sudah jauh lebih terkikis. Kita tak lagi hanya mengikuti keinginan diri sendiri. Kita lebih bisa menyadari dan membagi waktu, waktu untuk diri pribadi, keluarga, pekerjaan, dan kehidupan pelayanan.

Bacaan Injil hari ini memperlihatkan bahwa banyak orang dewasa berkerumun (Yunani: Ochlos = berkerumun tanpa aturan) mengelilingi Tuhan Yesus. Mereka (orang banyak) begitu antusiasnya ingin mendengar pengajaran Tuhan Yesus. Mereka adalah orang orang dewasa yang tentu memiliki tugas dan tanggungja wab lain selain mendengar pengajaran Tuhan Yesus. Namun, pada kala itu, kita tahu bahwa banyak orang memutuskan untuk datang mengerumuniNya.

Mereka yang datang mengerumuni Tuhan Yesus, tentu memiliki hati yang antusias terhadap Tuhan Yesus dan apa yang disampaikannya. Seperti anak anak yang begitu antusias terhadap sebuah permainan, orang banyak begitu antusias mendengar dan mengikutNya. Demikian juga dengan 3 penjala ikan yang saat itu terpesona dengan apa yang dikatakan dan diperbuat oleh Tuhan Yesus. Petrus, Yakobus, dan Yohan es adalah orang orang yang mengabdikan diri untuk mengikut Tuhan Yesus karena karya dan FirmanNya. Bagaimana dengan kita? Apakah Firman Tuhan sungguh membuat kita terpesona? Apakah berkat Nya dalam hidup kita membuat kita bersedia berkata; INI AKU, UTUSLAH AKU?