Memiliki Tetapi Tidak Melekat

Meskipun pandemi sedikit demi sedikit telah dapat kita lalui, namun betapa ganasnya virus corona yang sempat (dan masih) merenggut ribuan nyawa membuat kita trauma. Bahkan tidak sedikit yang sampai saat ini tidak berani bepergian meskipun larangan bepergian sudah dikendorkan pemerintah asalkan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Trauma membuat kita merasa tidak aman. Begitulah dampak dari mewabahnya virus corona di muka bumi hingga mengubah pola hidup umat manusia.

Jauh sebelum virus corona, terdapat sumber kekuatiran yang lain yang juga menjangkit pada diri setiap umat manusia, kuatir saat tak punya harta. Seluruh umat manusia begitu getol mencari harta untuk bisa menjamin kelangsungan hidupnya. Begitu getolnya, seperti bacaan di minggu lalu, bahkan ada orang yang sengaja membangun lumbung-lumbung untuk bisa menimbun harta benda mereka. Bahkan, pada saat ini, tak jarang manusia rela berkata ‘saya tidak punya uang untuk membantu’ kepada sesamanya yang membutuhkan, padahal di rekening tabungannya ada begitu banyak uang.

Melalui bacaan Alkitab kita hari ini, Tuhan mengajarkan kepada kita untuk tidak menjadi kuatir. Kekuatiran akan menghalangi kita dalam mentaati Firman Allah. Tuhan Yesus mengajarkan untuk jangan takut akan hidup dan tetaplah membagikan sedekah, bahkan ketika harus menjual sebagian dari apa yang kita punya. Kepada Abraham pun Tuhan berjanji untuk tidak takut karena Allah adalah perisai hidupnya.

Menumpuk harta dan tidak sudi membagikan bagi sesama karena takut jika ada sesuatu terjadi sama saja dengan menggunakan ‘harta sebagai tameng’ hidup kita. Kita tidak mengandalkan Tuhan untuk ‘berlindung’ dari segala ancaman, namun menggunakan harta. Pada Minggu ini, kita diajak untuk tidak lekat pada harta benda kita, kepada kepunyaan kita. Kiranya Tuhan Yesus menolong kita semua. Amin.