Murid Kristus Yang Berkomitmen

Bagaikan seorang yang ingin membangun rumah, tentunya dia tidak akan berencana hanya sekedar membangun rumah sementara yang hanya beberapa hari saja mampu bertahan. Seorang yang ingin membangun rumah pastinya ingin agar rumahnya kokoh bertahan menghadapi angin, hujan, bahkan waktu (tahan lama). Oleh karena itu maka setiap orang yang ingin membangun rumah pasti merencanakannya dengan matang agar rumah tersebut kokoh, dan terlebih lagi bisa dibangun hingga selesai.

Hal yang serupa dengan hal di atas adalah tentang seorang pemimpin pasukan yang ingin berperang. Dengan bertaruhkan nyawa, maka seorang pemimpin pasukan tidak akan gegabah menerjunkan pasukan tanpa adanya perhitungan dan perencanaan yang matang. Komitmen untuk menang akan membuat pemimpin pasukan merencanakan rencananya dengan sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan.

Bagaimana dengan hidup kita? Bukankah hidup kita juga membutuhkan komitmen dalam perencanaan dan eksekusinya? Selain perencanaan, bukankah kita juga membutuhkan komitmen yang matang untuk menjalani kehidupan kita? tentunya kita sama seperti orang yang ingin membangun rumahnya dan jua seperti pemimpin pasukan yang ingin menerjunkan pasukan ke medan perang. Kita sama seperti mereka karena kita ingin menjalani hidup dengan penuh tanggungjawab. Kita tidak mau hidup kita ‘sembrono’ tanpa perencanaan yang matang.

Sebagai murid Kristus, kita ingin menjadi murid yang berkomitmen. Murid yang tahu bahwa hidup beriman membutuhkan kesungguhan. Kita harus beriman dengan sungguh. Apapun yang menjadi perintah Allah tentu akan kita lakukan. Apa yang boleh digunakan dan tidak boleh digunakan, apa yang boleh dibawa dan tidak boleh dibawa, yang boleh dikatakan dan tidak boleh dikatakan, dan apapun yang dikehendaki dan tidak dikehendaki oleh – Nya kita taati, itulah hidup beriman yang sungguh dan berkomitmen. Kita tak lagi mengikuti mau kita, namun mau – Nya.