Pengharapan Bagi Seluruh Ciptaan

Pada suatu ketika saya dan banyak teman saya diajak menyusuri sebuah goa. Goa tersebut cukup panjang dan berair. Air di dalam goa mulai dari semata kaki hingga bisa menenggelamkan seorang manusia dewasa (sehingga kami semua diberikan pelampung). Dalam perjalanan menyusuri goa, semakin lama kami semakin meninggalkan mulut goa dan meninggalkan cahaya. Cahaya semakin redup dan semakin hilang, hingga akhirnya kami masuk ke titik ‘0’ cahaya, gelap gulita. Pada awal kegelapan itu kami bisa menikmati, namun pada akhirnya kami tiba pada satu titik di mana kami butuh cahaya. Ada perasaan takut, ada perasaan resah, berkecamuk perasaan ada di dalam benak saya (entah dengan teman-teman yang lain). Cahaya, saya butuh cahaya, sehingga ketika kami bergerak menyusuri goa, sayapun begitu bergegas ingin melihat cahaya. Pada akhirnya cahaya itu terlihat dan begitu damainya perasaaan di dalam dada, harapan akan kehidupan yang saya kenali (bersama cahaya) tumbuh kembali.

Umat Israel yang diceritakan oleh Yesaya kala itu ada dalam masa peperangan. Teks Yesaya dikategorikan dalam ‘Proto Yesaya’ yang memiliki korelasi kuat dengan konteks peperangan yang terjadi antara bangsa Israel dan bangsa Asyur. Di dalam situasi tersebut, peperangan, umat Israel kehilangan pengharapan. Mereka hidup di dalam ketakutan dan kegelisahan. Di dalam konteks itulah kemudia Nabi Yesaya menyampaikan nubuatan bahwa akan datang seorang Raja dari keturunn Isai yang akan membawa kedamaian bangsa-bangsa secara umum, dan Bangsa Israel secara khusus. Raja tersebut akan membawa bangsa-bangsa pada kedamaian, jauh dari kekerasan fisik. Raja itu akan membawa keadilan dan kebenaran (Yes.11:1-5). Dia yang akan datang adalah Raja yang akan memerintah bukan dengan kekejian, melainkan dengan hikmat serta takut akan Tuhan.

Pada masa kini kita mengalami pandemi, kesulitan ekonomi, pergumulan keluarga, pergumulan pekerjaan, diskriminasi, dan sederet pergumulan lainnya. Kita seakan sedang di dalam masa yang gelap, masa tanpa pengharapan. Mungkin banyak di antara kita juga mulai gelisah, takut, bahkan ketakutan dengan hidup yang kita jalani. Apakah kita akan mampu menjalani hidup kita? apakah kita akan mampu menjalani masa-masa sulit dengan tetap beriman kepada Allah? Minggu Adven 2 ini akan mengajarkan kita untuk tetap memiliki pengharapan di dalam Kristus yang kita nantikan kedatangan-Nya. SECP.