Menjadi Pribadi Yang Berkenan Kepada-Nya

Setiap orang tentu punya idealisme sendiri - sendiri. Oleh idealismenya itu kemudian kita bisa menjumpai berbagai sudut pandang pemikiran, dan perilaku umat manusia. Meskipun demikian, tentunya perbedaan idealisme, tidak seharusnya meruntuhkan persekutuan bersama sesama Dan relasi bersama Allah. Demikian juga dengan relasi kita dengan Allah Pencipta kita. Kita harus menyadari bahwa idealisme kita tidak akan pernah melampaui rencana Allah. Hal tersebutlah yang kemudian melatarbelakangi tindakan Yohanes Pembaptis.

Dalam Injil Yohanes 3:14, Yohanes menolak Yesus ketika Dia datang untuk dibaptis Dan berkata bahwa dialah yang seharusnya dibaptis olehNya. Namun Yesus berkata bahwa Hal tersebut harus terjadi. Oleh karena itulah kemudian, dalam ketaatannya, Yohanes bersedia membaptis Yesus. Di dalam kejadian ini, baik Yohanes Pembaptis maupun Tuhan Yesus sama-sama tidak ada dalam tindakan ideal. Idealnya Yohanes yang dibaptis, namun dalam ketaatan kepada Tuhan Yesus, Yohanes membaptis Yesus. Idealnya Tuhan Yesus yang membaptis, namun dalam ketaatan para rencana Bala, Yesus dibaptis.

Situasi yang tidak ideal menurut ukuran manusia kadang-kadang harus terjadi, namun demi tat kepada Bala beranikah kita tetap menjalaninya? Iealnya kalau disakiti itu membalas, kalau dilukai itu membalas, kalau dibenci juga membalas. Namun, kalau Allah berkehendak untuk kita mengampuni dan mengasihi, bersediakah kita melakukannya sehingga kita jadi Pribadi Yang Berkenan Kepada-Nya?