Berbagi Kisah Perbuatan Ajaib Tuhan

Seorang ibu mengambil persediaan makanan untuk membuat sarapan untuk ketiga anak dan suaminya, saat itu dalam persediaan tinggal kelapa dan beras ketan. Setelah selesai memasak, diapun memarut kelapa dan kemudian menaburi parutan kelapa itu dengan garam secukupnya. Lalu suami dari ibu itu kemudian mencuci tangannya dan membuat bola-bola dari nasi ketan yang sudah dimasak dan di hadapan anak-anaknya dia menggelundungkan bola nasi itu ke parutan kelapa. Lalu nampaklah sekarang beberapa butir bola berwarna putih. Kala itu, yang ada di hati anak-anak dari pasangan suami istri itu adalah sukacita. Anak-anak merekapun makan nasi ketan dan taburan parutan kelapa dengan lahap.

Mazmur 78:1-72 merupakan lukisan sejarah perjalanan bangsa Israel. Mereka dituntun oleh Tuhan dari masa ke masa. Asaf yang sedang mengajar melalui perikop yang dibaca ingin agar semua orang menyimak sejarah keselamatan dari Allah. Seorang yang sukses adalah orang yang melekat kepada Allah. Sebaliknya, hidup yang jauh dari Allah akan mendatangkan kehancuran.
Pandemi dan sederet persoalan kehidupan bisa menyeret manusia ke dalam jurang kehancuran dan penderitaan, bahkan kehilangan pengharapan. Namun, ketika kita setia untuk melekat kepada Allah, maka kita akan merasakan damai sejahtera. Perasaan damai sejahtera adalah perasaan yang begitu misterius. Perasaan itu mampu membuat seorang yang sedang dalam pergumulan seberat apapun tetap mampu menolong sesamanya yang menderita.

Berbagi kisah perbuatan ajaib Tuhan bukan semata-mata bercerita tentang mujizat kesembuhan maupun mujizat pemulihan ekonomi maupun relasi. Berbagi kisah perbuatan ajaib Tuhan juga tentang bagaimana kita meneladankan kepada anak-anak, pasangan, dan keluarga, serta orang-orang di sekitar kita bahwa kita mau hidup melekat kepada Tuhan. meskipun berat pergumulan hidup kita, namun sukacita tetap selalu ada.