Diundang Untuk Berbahagia

Sebuah kebahagiaan jika saat ini kita bisa masuk dalam minggu terakhir di bulan Januari. Kebahagiaan tersebut semakin lengkap karena klasis Jakarta 1 juga sedang merayakan Pertukaran Pelayan Kebaktian (PPK). PPK memungkinkan GKI Karawaci dan gereja yang lain bisa dilayani oleh pengkhotbah dari Jemaat lain di lingkup Klasis Jakarta 1.
Kebahagiaan adalah sasaran hidup manusia. Memiliki mainan (bagi anak-anak), sekolah yang baik (bagi remaja-pemuda), pekerjaan dan pasangan hidup yang sesuai harapan (bagi dewasa muda), memiliki deposito yang banyak (bagi orang dewasa), serta mengantarkan anak menikah dan memiliki cucu (bagi usia senja), adalah hal-hal yang mendatangkan kebahagiaan.
Namun demikian, bagaimanakah kebahagiaan yang Allah kehendaki dalam kehidupan manusia? Apakah kebahagiaan kita juga adalah kebahagiaan yang Allah mau? Apakah hidup kita telah sesuai dengan apa yang Allah kehendaki dan harapkan dalam hidup kita?
Di dalam perjalanan bangsa Israel Perjanjian Lama dan di dalam Yesus Kristus – Perjanjian Baru, Allah memperlihatkan kesungguhan-Nya dalam mengundang umat-Nya untuk memiliki kehidupan yang berbahagia. Apakah undangan itu kita penuhi? Apakah kita bersedia hidup berbahagia seperti yang Allah kehendaki?
Kitab Mikha menyebutkan bagaimana ‘kesalnya’ Allah kepada umat-Nya yang begitu sulit taat pada-Nya. Mereka begitu gampang marah kepada Allah walaupun tak sekalipun Allah merancangkan yang buruk dalam hidup mereka. Bagian ucapan bahagia yang dicapkan Tuhan Yesus juga mungkin menjadi sulit dilakukan, mengapa? Karena umat seringkali menganggap kebahagiaan adalah apa yang ada di dalam pikiran mereka sendiri, bukan apa yang Allah rencanakan dalam hidup mereka. bersediakah kita taat kepada-Nya? Di tangan-Nya ada kebahagiaan kekal bagi kita.