Kesetiaan Yang Memulihkan

Memiliki hidup yang lebih baik adalah dambaan setiap orang,semua manusia. Apapun juga dilakukan agar hidupnya 'lebih baik' dari sebelumnya. Bahkan tidak jarang, jika tidak bisa dikatakan semuanya, manusia menggunakan cara yang bertentangan dengan yang Allah kehendaki. Hal ini bahkan bisa terlihat dari manusia pertama; Adam.
Ketaatan/kesetiaan Adam tergoncang ketika dia harus memilih: memilih setia kepada Allah namun hidup begitu-begitu saja, atau memilih mengikuti perkataan si ular namun bisa mendapatkan janji kehidupan yang menggiurkan. Seperti kita ketahui bersama, Adam memilih bujuk rayu si ular: agar dia bisa menjadi sama dengan Allah.

Seperti pernyataan di atas, pada saat ini kita menjumpai bahwa manusia jatuh ke dalam dosa oleh keinginannya sendiri. Manusia mengalami kesengsaraan hidup oleh ulahnya sendiri. Roma 13:9-12, mengatakan "Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak."

Kenyataan ketidaksetiaan manusia yang membuat mereka jatuh ke dalam dosa berbanding terbalik dengan kesetiaan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus setia dalam mengikuti kehendak Bapa. Dia datang ke dalam dunia, Dia tidak tergoda oleh sederet 'fasilitas' yang disampaikan iblis, Dia tegak taat mengikuti kehendak dan rencana Bapa, bahkan hingga kayu salib. Dia mengosongkan diriNya untuk taat kepada Bapa. KesetiaanNya itulah yang memulihkan relasi manusia dan Bapa. KesetiaanNya membuat jurang pemisah antara manusia dan Bapa tidak ada lagi. Apakah kita juga bersedia mengosongkan diri dan mengikuti kehendak Bapa demi terciptanya pemulihan relasi dengan sesama yang telah retak, relasi dengan alam yang telah rusak?

Tuhan memberkati.