LAHAN DISIAPKAN
Bermula di Sari Bumi Indah, komplek perumahan yang relative baru dan jauh dari keramaian kota, terletak di tengah pemukiman desa terpencil. Untuk menuju Sari Bumi Indah membutuhkan perjuangan lebih, karena akses jalan menuju SBI masih sulit yaitu berbatu-batu dan belum beraspal serta harus melewati beberapa ladang kosong dan kebun milik warga desa, yang sekarang telah menjadi Perumahan RS Harapan Kita, Rumah Sakit Siloam dan Perumahan Lippo Karawaci.
Beberapa keluarga yang seiman ( berasal dari bermacam-macam Gereja ), berkumpul mengadakan Persekutuan dengan kegiatan ibadah minggu, yaitu Persekutuan Oikumene. Kemudian ada kerinduan untuk menginduk ke salah satu Gereja agar mendapat pelayanan maksimal. Berhubung persekutuan tersebut berasal dari beberapa asal gereja, maka untuk menentukan gereja mana yang akan menjadi induk diambillah kesepakatan dengan cara pengumpulan suara terbanyak berdasarkan gereja asal masing-masing.
Dari hasil tersebut, ternyata GKI lah yang terbanyak. Maka sesuai kesepakatan kami akan menginduk ke salah satu GKI. Dalam persekutuan itu, ada salah satu Jemaat GKI Kwitang yang aktif dalam Pelayanan Komisi Pekabaran Injil GKI Kwitang ( Bp Untung Pieter Nanjan ), yang kemudian menjadi jembatan penghubung menuju GKI Kwitang. Kemudian GKI Kwitang menyambut dengan baik.
BENIH DITABUR
Setelah berkonsultasi dengan pihak Majelis GKI Kwitang, sesuai dengan Tata laksana dan Tata Gereja GKI, maka untuk memenuhi ketentuan pembukaan Pos Pelayanan Jemaat, harus ada beberapa anggota keluarga yang bersedia bergabung menjadi anggota GKI Kwitang dengan cara atestasi. Dengan semangat tinggi beberapa keluarga atestasi menjadi anggota GKI Kwitang, sesuai kesepakatan semula. Akan tetapi kesepakatan tersebut tidak sepenuhnya dilaksanakan. Ada beberapa keluarga yang memilih tetap dengan gereja asalnya, ada yang memilih tetap meneruskan dengan persekutuan.
Tinggallah 9 keluarga yang menjadi jemaat mula mula Pos Sari Bumi Indah. Kemudian diresmikan menjadi Pos pada tanggal 5 Agustus 1990. Kebaktian Minggu diselenggarakan setiap minggu pk 17.00 WIB, bertempat di SD Budi Luhur. Seiring berjalannya waktu, muncul beberapa perumahan baru seperti Perumahan Binong Permai, Perumahan RS Harapan Kita dan Perumahan Dasana Indah, yang kemudian beribadah bersama di Pos Sari Bumi Indah dan menjadi bagian dari Pos Sari Bumi Indah. Ibadah Minggu Jemaat dan Sekolah Minggu telah berjalan rutin. Sekolah Minggu diadakan di rumah salah satu jemaat.
BENIH BERTUMBUH
Pengelola Sekolah Yayasan Budi Luhur tidak lagi mengijinkan untuk dipakai tempat ibadah, karena sekolah itu telah dijual, dan pembelinya bukan seorang Kristen sehingga tidak diperkenankan lagi sebagai tempat ibadah Kristen. Dengan gerak cepat, jemaat pos ini menyewa sebuah ruko berada di perumah Saribumi Indah. Ruko ini cukup memadai. Setelah 1 tahun kebaktian di ruko berlangsung, bermaksud memperpanjang kontrak. Pemilik ruko keberatan dengan alasan akan dijual. Kemudian GKI Kwitang mengajukan untuk membeli ruko tersebut agar Pos Sari Bumi Indah tetap berjalan. Dengan usaha ini pun ternyata pemilik ruko tidak akan menjual kepada pihak gereja. Sejenak jemaat pos ini mengalami kesulitan tempat ibadah.
Dengan semangat tinggi, ada anggota jemaat menyediakan rumahnya ( yang sedang kosong ) untuk dipakai sebagai tempat ibadah. Namun sejalan dengan issu nasional maka masyarakat protes, sesuai aturan, "dilarang rumah tinggal dijadikan tempat ibadah". Kemudian terjadi ketegangan yang akhirnya masyarakat memberikan ijin dengan syarat bahwa; Boleh ibadah di lingkungan tersebut hanya satu ( 1 ) kali dalam satu bulan.
Namun teman teman anggota jemaat pos ini tidak kehabisan akal, maka kebaktian diadakan di 3 tempat, yaitu rumah milik Keluarga Bp Hoediono Simson, ada dua rumah berbeda lokasi, rumah Keluarga Bp Ina Lukita dan rumah Keluarga Bp Sumejo. Setiap minggu berpindah pindah, dengan mengangkut kursi setiap minggunya. Berarti sudah memenuhi permintaan masyarakat setempat bahwa satu kali dalam satu bulan pada tempat tersebut.
POHON JEMAAT BERBUAH
Dengan semangat tinggi Majelis Jemaat GKI Kwitang membeli sebidang tanah seluas 1052 m2 untuk tempat ibadah, berlokasi di sekitar Perumahan Binong Permai, di luar Perumahan Sari Bumi Indah. Lokasi ini dinilai cukup strategis untuk dijangkau anggota jemaat oleh pemukiman di daerah itu. Namun terbaca oleh masyarakat bahwa yang membeli tanah itu adalah gereja dan di atas tanah itu akan dibangun gereja, maka sebelum kita membangun tempat ibadah, ternyata beberapa meter dari tanah itu telah dibangun masjid/mushola. Berarti akan menghadapi kendala besar untuk membangun tempat ibadah di atas tanah itu. Ibadah tetap berjalan di Saribumi Indah, dengan pertambahan anggota baik yang atestasi maupun yang telah menyelesaikan katekisasi dan sudah dibaptis dan sidi.
MASA KELABU
Teman-teman yang ikut beribadah di Pos Sari Bumi lebih meluas, ada yang bedomisili dari perumahan Karawaci, ada yang dari Perum dan Perumahan Harapan Kita. Teman dari Karawaci ini melihat pelayanan akan lebih baik bila diadakan di daerah Karawaci. Teman teman dari Karawaci ini melihat pelayanan akan lebih baik bila diadakan di daerah Lippo Karawaci. Ada salah satu keluarga yang berasal dari salah satu GKI ( bukan GKI Kwitang ), yang tergerak untuk membantu Pos Sari Bumi Indah agar mendapat tempat yang lebih layak untuk beribadah yaitu dengan memfasilitasi Sekolah Pelita Harapan dengan mengontrak memakai dana pribadi, sedangkan jemaat yang berada disari Bumi Indah, Binong dan sekitarnya keberatan karena menjangkau Sekolah Pelita Harapan sangat sulit, tidak terlalui kendaraan umum. Kalau tidak dengan kendaraan sendiri akan sulit mencapai ke Sekolah Pelita Harapan.
Dengan niat baru itu sedikit terjadi ketegangan dan anggota di Saribumi tetap bertahan agar kebaktian di Saribumi tetap diadakan. Rencana itu diwujudkan, dibukalah kebaktian di Kapel II Sekolah Pelita Harapan dengan jam ibadah satu jam lebih pagi dari jam ibadah di Sari Bumi Indah. Akhirnya yang terjadi adalah tempat kebaktian itu bukan dipindahkan tetapi ditambah, sehingga tempat kebaktian menjadi dua, yaitu di Saribumi Indah, yang masih di adakan di tiga rumah keluarga, dan di ruangan kapel SPH. Untuk mencapai Kapel ini cukup sulit dijangkau dari jalan raya, jauh kalau tidak dengan kendaraan pribadi, tidak mungkin kalau bukan dengan kendaraan sendiri. Teman-teman di Saribumi Indah melihat kehadiran tempat yang baru ini menjadi hambatan perkembangan Pos Saribumi Indah, termasuk penatua yang melayani, pelayan firman, maka terjadi perpecahan jemaat, sehingga sangat disayangkan beberapa anggota jemaat minta attestasi keluar. Teman-teman di Saribumi Indah berusaha untuk mencari tempat ibadah yang tetap dan memadai. Mereka mendapat sebuah ruko di Villa Permata, yang cukup strategis, dipinggir jalan yang dilalui ‘angkot’. Maka Kebaktian di Saribumi Indah dipindahkan ke Villa Permata Blok C/3 Karawaci. Sementara kebaktian di Kapel SPH tetap berlangsung seperti biasa. Domisili pengunjung kebaktian menjadi meluas terutama di Perumahan Harapan Kita, Perum Karawaci, bahkan ke Cimone dan Cikokol.
CERIA KEMBALI
Pada Tahun 2001, ruko Villa Permata yang semula dikontrak, akhirnya dibeli dengan bantuan dana talangan dari salah satu anggota jemaat GKI Kwitang, karena pembelian itu harus dalam waktu cepat, sebelum jatuh ke tangan pembeli yang lain. Berjalan waktu, terdengarlah kebijakan pemeritah daerah, di Provinsi Banten, bahwa sekolah tidak boleh dijadikan tempat ibadah, sehingga kebaktian di Kapel SPH tidak dilakukan lagi, dan tempat kebaktian menjadi satu yaitu di Villa Permata. Kegiatan makin intensif, kebaktian keluarga dan PA di rumah anggota jemaat, Sekolah Minggu diadakan di Saribumi Indah, di Perumahan Harapan Kita dan di Villa Permata sendiri dan di rumah salah satu anggota jemaat.
Dengan demikian keberadaan Pos ini menjadi lebih stabil. Walaupun nama GKI terpasang kurang menarik di atas pintu Ruko ini namun beberapa orang menaruh minat untuk ikut ibadah. Nama GKI ini tidak dipasang rapi, mengantisipasi supaya tidak “membangunkan macan tidur,” tetapi Roh Kuduslah yang memberi cahaya sehingga tempat ibadah ini banyak dikunjungi saudara-saudara sebagai simpatisan. Dengan sendirinya Pos Saribumi Indah berobah menjadi Pos Villa Permata. Tuhan Yesus Kepala Gereja telah mempersekutukan kita dalam jemaat-Nya Bajem Karawaci dari berbagai latar belakan keanggotaan. Latar belakang pekerjaan anggota jemaat dari beberapa yang sudah usia lanjut, mereka yang karyawan swasta baik di Tangerang maupun di Jakarta, mereka para dosen di UPH dan guru di sekolah, mereka para perawat di RS Siloam, mereka yang wiraswasta, dan beberapa yang bekerja informal. Kepelbagaian ini menjadi persekutuan yang indah sebagai tubuh Kristus.
BERBUAH LAGI
Melihat kebutuhan pelayanan dan untuk lebih intensif pelayanan maka Pos Karawaci ini di usulkan menjadi Bajem, (GKI Kwitang Bajem Karawaci). Berlandaskan Tata Gereja GKI dipersiapkan peningkatan Pos ini menjadi Bajem Karawaci. MJ GKI Kwitang Pos Karawaci kemudian mengeluarkan SK Penunjukkan Panitia Tim Pengembangan dan Peningkatan Status Jemaat Pos Karawaci tertanggal 27 September 2009 yang tugas utamanya adalah mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan persyaratan dan proses untuk peningkatan status menjadi Bakal Jemaat. Setelah melewati proses menjadi pos, maka pada tanggal 14 Agustus 2011, Pos Karawaci diresmikan menjadi GKI Kwitang Bajem Karawaci. Untuk itu MJ GKI Kwitang kemudian mengeluarkan SK Badan Pimpinan Bakal Jemat (BPBJ) Karawaci.
Di tengah giatnya pembangunan jemaat ini, dengan kelengkapan pelayanan dengan komisi-komisinya rasanya sudah waktunya Bajem ini lebih mandiri dalam pengembangan dan pelayanannya. Dengan dorongan semangat peningkatan pelayanan maka tergerak hati untuk meningkatkan Bajem menjadi lembaga Jemaat GKI Karawaci. Lebih dua tahun Bajem ini berusaha membangun jemaat untuk lebih mandiri, maka proses Pelembagaan Jemaat dijalankan. Di tengah kerja BPBJ, terbuka kesempatan untuk membeli sebuah ruko berdekatan dengan ruko yang ada. Dengan kerja keras dan mendapat restu dari MJ GKI Kwitang, maka terhimpun dana dari gala lunch tim pengembangan, penjualan sebidang tanah milik jemaat, dan dana pinjaman dari anggota jemaat ditambah dengan persembahan jemaat. Terbelilah sebuah ruko baru, walaupun tidak bersebelahan dengan ruko yang lama, namun cukup baik mendukung pelayanan jemaat Bajem Karawaci.
Semangat peningkatan Bajem menjadi lembaga jemaat, dengan persiapan yang cukup. Buku kehidupan jemaat telah tersedia dalam rangka pengembangan GKI, maka diadakan pelawatan sesuai Tata Gereja GKI, diadakan konsultasi-konsultasi dan rapat-rapat maka pengajuan menjadi Bakal Jemaat untuk dilembagakan menjadi jemaat GKI di respon baik oleh Majelis Sinode dalam keputusan Rakernya yang terakhir tahun 2013 mengabulkan permohonan pelembagaan Jemaat GKI Karawaci. Pelayanan- pelayanan makin intensif, terutama ke dalam, tetapi juga ke luar.
Tepatnya hari Minggu, 15 Februari 2015, GKI Kwitang Bajem Karawaci di lembagakan menjadi GKI Karawaci.