Kebenaran Terkadang Menggelisahkan

Gelisah merupakan hal yang seringkali dialami oleh manusia. Gelisah terkait hasil ujian, kesehatan anak, keberlangsungan hidup, kesehatan pasangan, dan sederet kegelisahan lainnya seringkali dirasakan oleh kita sebagai manusia. Bahkan kita pun mengalami kegelisahan ketikakita diundang untuk melakukan kebenaran. Kita gelisah, apakah kebenaran itu akan membuat kita damai dan sejahtera? Apakah kebenaran yang kita lakukan itu akan berdampak baik dalam hidup kita?

Kegelisahan sendiri tentu adalah sebuah perasaan yang wajar, netral. Kegelisahan menjadi perasaan negatif ketika kita mengantisipasi kegelisahan itu dengan hal-hal yang negatif. Demikian pula sebaliknya, kegelisahan menjadi hal yang positif saat kita mampu melihat hal-hal positif dalam gelisah itu.

Siapa yang menyambut seorang nabi, akan menerima upah nabi. Dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Juga barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil, sebab ia adalah murid Tuhan Yesus, maka orang tersebut tidak akan kehilangan upah dari padanya.

Menyambut seorang kecil dengan secangkir air mungkin adalah sebuah tindakan yang sepele. Kita menganggap bahwa mungkin tindakan kita tidak berguna apa-apa dan tidak akan berdampak apa-apa. Kita menjadi gelisah, akan melakukan tindakan ‘sepele’ itu atau tidak. Meskipun menggelisahkan, memberi perhatian dan kasih kepada orang yang kita anggap ‘kecil’ adalah sebuah kebenaran dan sekaligus perintah Tuhan. Meski menggelisahkan, akankah kita setia melakukan perintah Tuhan?