K-POP Family

Kondisi keluarga-keluarga di Indonesia pada saat ini masih penuh pergumulan. Menurut data KemenPPPA (Kementrian Perempuan dan juga Perlindungan Anak), hingga Oktober 2022 sudah ada 18.261 kasus KDRT di seluruh Indonesia, sebanyak 79,5% atau 16.745 korban adalah perempuan. Namun, selain korban perempuan, korban laki-laki juga tidak sedikit, mencapai 2.948 korban.

Tentu kita patut menyikapi kasus demikian dengan serius. Kita perlu belajar untuk ’mewujudkan damai di tengah keluarga’ seperti yang diajarkan Paulus kepada jemaat Filipi.
Paulus mengajak jemaat untuk belajar dari Tuhan Yesus dalam menciptakan damai di dunia. Di dalam Kristus ada nasihat, penghiburan, persekutuan Roh, kasih mesra, dan belas kasihan. Umat patut untuk memeriksa hati dan pikiran masing-masing: apakah umat memiliki dan mau mewujudnyatakannya? Jika umat sudah memiliki, patutlah untuk mewujudnyatakannya. Bagaimana caranya?

Paulus mengajarkan umat agar hidup sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, dan satu tujuan serta tidak mementingkan diri sendiri, atau hanya sekedar mencari pujian. Umat juga dipanggil untuk memiliki kerendahan hati seorang terhadap yang lain. Tindakan demikian adalah tindakan nyata yang meneladani Kristus yang walau dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Seperti yang kita ketahui tingkat KDRT yang cukup tinggi. Kita tentu ingin agar keluarga kita dipenuhi dengan damai sejahtera. Kunci dari memiliki keluarga yang damai telah kita renungkan dari Paulus yang berefleksi dari hidup Tuhan Yesus. Kita diajak untuk saling menghormati, mengasihi, dan saling mengutamakan satu dengan yang lain di tengah keluarga.

Untuk mendapatkan keluarga yang dipenuhi damai sejahtera dengan Kristus sebagai Kepalanya, apakah kita mau menerapkan Firman Tuhan hari ini? Jika ya, mari kita terapkan dengan sukacita.