Keluarga Cemara

Serial TV, berjudul Keluarga Cemara, yang ditayangkan di TVRI pada beberapa dekade lalu begitu membekas di hati banyak orang. Film tersebut begitu menginspirasi karena memiliki kedekatan pergumulan dengan masyarakat yang menontonnya. Film Keluarga Cemara adalah sebuah jawaban dari pertanyaan; Bagaimana sebuah sikap apresiatif dipraktikkan di tengah keluarga ketika diperhadapkan dengan serentetan masalah dan bagaimana mereka meresponnya?

Bacaan Alkitab pada hari Minggu ini berlatar belakang tentang kehidupan jemaat di Tesalonika. Umat di Tesalonika mendapatkan tuduhan dan penganiayaan, mereka juga mendapatkan permusuhan dari orang-orang di sekeliling mereka. Untuk itu, Paulus ingin agar umat di Tesalonika tetap kuat menghadapi hal-hal tersebut.

Paulus, melalui suratnya, menunjukkan perhatian yang begitu mendalam bagi jemaat di Tesalonika. Datangnya surat tersebut adalah sebuah bentuk perhatian yang tulus dari Paulus. Ditambah dengan isi dari surat yang menguatkan serta meneguhkan iman membuat jemaat di Tesalonika semakin kuat. Sikap apresiatif Paulus dan rekan-rekan sekerjanya tergambar melalui perkataannya; tindakan imanmu, usaha kasihmu, ketekunan pengharapanmu, adalah tindakan yang layak dirayakan dengan syukur.

Film Keluarga Cemara dan surat Paulus kepada jemaat Tesalonika memiliki pesan yang baik untuk keluarga. Keluarga adalah komunitas terkecil yang menggambarkan kehidupan yang sesungguhnya. Sikap apresiatif perlu terus dilatih dan diterapkan di tengah keluarga. Kendati persoalan dan pergumulan terus berdatangan, keluarga perlu untuk terus saling memuji kebaikan dan mewujudnyatakan kasih, serta meneguhkan satu dengan yang lain dalam perkataan, sikap, dan tindakan. Dengan sikap apresiatif, maka seluruh bagian keluarga akan cukup punya energi untuk menghadapi kehidupan.